Thursday, 2 August 2012

Kisah Perjuangan di Cu Chi Tunnel dan Ho Chi Minh City


Seakan-akan masih bisa terdengar suara letupan-letupan peluru. Sambil sesekali prajurit Viet Cong berteriak dan bergerak lincah di antara pepohonan. Terlihat sebentar, lalu menghilang lagi di balik semak-semak. Suara daun-daunan yang bergemerisik karena angin sepoi-sepoi membuat suasana mencekam. Hening tetapi menakutkan.

Wednesday, 25 July 2012

Siapa sih pendekar Maasai itu?


Inilah para Maasai warriors
Kata pendekar membuat kita membayangkan sosok yang kekar, tangguh dan perkasa. Paling tidak itulah yang ada di benak saya sebelum berkunjung ke kampung suku Maasai. Siapa yang menyangka jika pendekar-pendekar Maasai ini ternyata kurus-kurus, memakai sarung seperti mau ronda, bersenjatakan tongkat kayu dan bekerja sebagai penggembala sapi? Wah, rusak deh image saya tentang pendekar perkasa!

Saturday, 21 July 2012

Berburu Binatang di Serengeti dan Ngorongoro


Inilah beberapa hasil buruan saya, silahkan tebak nama-nama hewan di atas

Thursday, 19 July 2012

Lautan Cokelat di Delta Mekong

Pernah mendengar atau melihat lautan cokelat? Itulah kesan saya terhadap sungai terpanjang di Asia Tenggara ini. Sungai Mekong mengalir dari plato Tibet ke propinsi Yunnan di China, melalui Burma (Myanmar), Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Sebelum berlepas menuju Laut Cina Selatan, sungai Mekong ini harus mengalir melalui delta yang rumit di Vietnam. Saya mengunjungi Delta Mekong dari Ho Chi Minh (atau lebih terkenal dengan nama Saigon). Saya berdua dengan mama merasa penasaran dengan kegiatan dan gaya hidup warga Delta Mekong.

 Perahu yang membawa kita dari pelabuhan di tepi Delta Mekong menuju ke pulau-pulau di atas sungai

Monday, 16 July 2012

Mendayung Sampan Melintasi Sungai di Ninh Binh

 Hamparan bukit dengan sungai melintas di antaranya di Tam Coc- Ninh Binh

Halong Bay di atas daratan, demikianlah image untuk Propinsi Ninh Binh. Kota yang teletak sekitar 3 jam dari Hanoi ini dilintasi sungai yang cukup besar dengan struktur pemandangan yang berbukit-bukit. Di kanan kiri kita bisa melihat pemandangan yang hijau. Bukit-bukit batu yang berjejer di sana hampir semuanya dibungkus oleh tanaman dan pohon-pohon yang hijau. Dari kejauhan mulai terlihat sungai yang tenang dengan daun teratai dan bunga lili air yang tumbuh di antaranya.

Thursday, 12 July 2012

Cerita dari Arusha

Anak-anak kecil di Arusha selalu tersenyum ramah

Arusha adalah sebuah kota di bagian utara Tanzania, dekat dengan perbatasan Kenya. Kota Arusha sering dipakai sebagai basis bagi wisatawan-wisatawan yang ingin bersafari di Serengeti ataupun yang ingin mendaki gunung Kilimanjaro. Dahulu kala kota ini merupakan koloni Jerman, kemudian berganti menjadi koloni Inggris. Penduduk lokal di sana lumayan fasih berbahasa Inggris, terutama murid-murid sekolahnya. Saya rasa ini ada kaitannya dengan kebijakan yang diterapkan oleh Julius Nyerere, presiden Tanzania di tahun 60-an. Pada saat itu Nyerere mengeluarkan konsep Ujamaa atau kekeluargaan, di mana salah satu butirnya mengharuskan semua warga Tanzania untuk mengenyam pendidikan gratis yang diberikan pemerintah. Kabarnya konsep Ujamaa ini berhasil menurunkan persentase buta huruf di Tanzania secara drastis. 

Wednesday, 11 July 2012

Bermalam di Atas Kapal Halong Bay

 Pemandangan pulau-pulau kecil di Halong Bay yang menawan. Suasananya romantis, komplit dengan kabutnya.

Destinasi paling populer di Vietnam... apalagi kalau bukan Halong Bay (Teluk Naga). Halong Bay ini terkenal dengan bukit-bukitnya yang bermunculan di permukaan air. Untuk pergi ke Halong Bay, cara termudah adalah dengan mencari paket tour dari hotel. Semua hotel pasti menawarkan paket tour. Alternatif lain adalah dengan mencari online ataupun dari agen-agen travel di kota tua. 

Monday, 9 July 2012

Menelusuri Gang-gang Kecil di Kota Tua Hanoi

 Pemandangan persimpangan di Hanoi yang terkenal. Lihat!!! betapa semrawutnya arus sepeda motor di sana

Bingung-bingung mencari alternatif liburan yang singkat dan cukup efektif? Tiba-tiba saja Vietnam terlintas di benak saya. Memang sudah cukup lama saya ingin melihat-lihat Vietnam. Saya dengar dari banyak orang, katanya Vietnam bagus. Bagus dalam hal apa, saya juga tidak begitu jelas. Yang pasti, hampir semua orang pernah mendengar Halong Bay. Saya pun mulai mencari tahu tentang Vietnam. Ternyata banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi. Mulai dari pegunungannya, sawah-sawah teraseringnya, kota tua nya, maupun pengalaman untuk menaiki kereta api dari Utara ke Selatan.

Karibu! Welcome to Africa

Siang itu tanggal 14 Januari 2012, saya dan Björn akhirnya tiba di Nairobi setelah menempuh perjalanan selama 17 jam dari Shanghai via Doha. Begitu tiba di Jomo Kenyatta airport kita berdua langsung mengantri untuk meminta visa on arrival. Prosesnya sangat cepat dan tidak berbelit-belit. Petugas imigrasinya juga sangat ramah dan senang bercanda, malahan saking banyaknya bercanda dia sampai salah menempelkan stiker visa saya ke tempat lain, lalu dengan santainya berkata "Oh no, this is not good. Now I have to peel it slooowly and we just hope it doesn't rip". Saya hanya bisa terbengong-bengong dan berharap stiker visa saya tidak sobek! Single-entry visa negara Kenya berlaku untuk 3 bulan, harganya 50 dolar (USD). Walaupun status visanya hanyalah single entry, tapi kita diijinkan keluar masuk Kenya secara bebas dalam 3 bulan jika kita hanya berpergian ke dua negara tetangganya, Uganda dan Tanzania.

 Downtown Nairobi yang lumayan semrawut

Sunday, 8 July 2012

Makan Malam Berujung di Afrika

Pasti tidak ada yang menyangka kalau sebuah makan malam bisa membawa saya sampai ke benua Afrika, bahkan mencapai puncak tertinggi di Afrika. Ide spontan ini muncul saat saya dan dua orang teman lelaki, Björn dan Viet, bersantap malam di sebuah restauran di Shanghai. Kedua teman saya ini selalu sibuk mondar mandir keliling Asia, Eropa dan Amerika untuk urusan kerja, sehingga jarang sekali kita bisa bertemu sekaligus bertiga. Mulanya percakapan hanya sebatas pekerjaan dan berita-berita konyol yang terjadi akhir-akhir ini, lalu dilanjutkan dengan cerita-cerita liburan kita masing-masing. Saya hanya iseng saja sewaktu berkata betapa kerennya jika saya bisa menginjakkan kaki di benua Afrika, melihat binatang-binatang liar di alam bebas, dan menikmati pemandangan salju seperti di buku The Snows of Kilimanjaro. Kedua teman saya itu hanya manggut-manggut saja lalu bilang "Yeah, why not? We can go to Kilimanjaro next, that sounds interesting."

 Kilimanjaro yang hanya pernah saya impikan ternyata bisa menjadi kenyataan

Thursday, 5 July 2012

Mencari Teman di Jordan

Mari kita sekarang sedikit bergosip.  Jalan-jalan rasanya belum lengkap tanpa topik yang satu ini. Selama di Jordan, saya dan Inji banyak menemui orang-orang yang menarik perhatian. Mari kita mulai:

Mohammed, Sopir Kita

Perawakannya tinggi besar seperti beruang. Dia sebenarnya orang yang baik hati, tetapi agak jorok. Mohammed mengajarkan kita beberapa bahasa Arab, seperti :
“yellah” untuk ayo kita jalan
“habibie” untuk my love, atau memanggil teman secara kasual
Dia juga senantiasa setia menemani kita dan rajin menunjukkan tempat-tempat yang menarik. Selain itu, Mohammed juga banyak memberi saran soal makanan tradisional. Akhir kata, dia adalah salah satu orang paling berjasa di trip kita.


 


4 Bersaudara

Bapak-bapak ini sangat lucu karena kekompakannya. Mereka memakai baju dan keffiyah yang sama. Lalu mereka juga mengambil foto berjejer-jejer seperti anggota boyband.

Pilih Kecut atau Manis?

Belum komplit rasanya kalau saya belum menulis tentang serba-serbi makanan di Jordan. Pada umumnya orang-orang di Jordan lebih senang memakan tanpa sendok garpu, alias langsung nyomot pakai tangan. Saking senangnya, makanan yang agak berkuah seperti mansaf (nomor 1) pun juga begitu saja digenggam di kepalan tangan lalu dimakan langsung.

1. Mansaf 

               Mansaf! (Foto dari: Wikipedia)

Ini adalah makanan tradisional khas Jordan. Mansaf dibuat dengan daging kambing yang di masak dengan saos yogurt. Cara memakannya biasa dengan nasi, tapi bisa juga dengan roti. Mansaf selalu dimasak dalam panci besar, penampilannya memang tidak menarik untuk disantap, tapi jangan salah... rasanya ternyata lumayan enak!

Tuesday, 12 June 2012

Kota Kardus Amman

Sedih rasanya perjalanan kita di Jordan sudah hampir berakhir. Tetapi sebelum berakhir, saya dan Inji masih menyempatkan diri untuk berkeliling Amman, ibukota Jordan. Teman saya yang orang Jordan pernah bercerita bahwa Amman adalah kota yang sangat menarik. Hal ini dikarenakan pusat kota tua Amman tetap berfungsi sebagai mana layaknya kota perdagangan jaman dulu, dan tidak terpengaruh dengan pembangunan gedung-gedung bertingkat yang mewah. Orang-orang dari berbagai level sosial ekonomi masih tetap tinggal di pusat kota dan memiliki mata pencarian. Coba kita bandingkan dengan kota Jakarta, jalan Sudirman-Thamrin-Kuningan sudah penuh dengan gedung pencakar langit. Daerah Menteng sudah tidak terjangkau lagi harganya. Hal ini mengakibatkan penduduk asli Jakarta makin lama makin tersingkir ke luar.

 Pemandangan pusat kota Amman dengan tiang benderanya yang tinggi menjulang

Amman yang pada jaman pemerintahan Masedonia disebut Philadephia adalah kota terpadat dan terbesar di Jordan. Amman terkenal kaya akan kebudayaan yang beragam. Perjalanan kita hari ini dimulai dari mengunjungi  mesjid King Abdullah I. Memang tidak semegah Hagia Sophia di Turki, tetapi atap birunya cukup impresif.

Saturday, 9 June 2012

Laut Merah, Bule Topless dan Burkini

Setelah berhari-hari diajak melihat reruntuhan kota tua dan padang pasir, akhirnya kali ini kita bisa berganti suasana. Tidak jauh letaknya dari Wadi Rum, kitapun tiba di sebuah kota pelabuhan bernama Aqaba, sekitar satu jam dengan mobil. Kota Aqaba ini merupakan satu-satunya jalur maritim Jordan, tidak mengherankan jika populasi orang asing (imigran) di sini lumayan banyak dibanding dengan kota-kota lain di Jordan.

 Dari Aqaba kita dapat melihat 4 negara berbeda: Jordan, Israel, Arab Saudi dan Mesir
Diambil dari: BBC

Aktifitas yang paling populer di Aqaba adalah menyelam dan snorkeling di Laut Merah. Mohammad menyarankan agar kita naik yacht (sejenis kapal pesiar kecil) untuk bersnorkeling ria di tengah laut. Yacht yang kita tumpangi bisa menampung sekitar 15-20 orang. Pada hari itu sebagian besar anggota yacht kita adalah turis Spanyol yang tidak terlalu bisa bahasa Inggris. Grup Spanyol ini mayoritas beranggotakan ibu-ibu setengah baya yang gemuk-gemuk. Saya dan Titine lumayan syok melihat salah satu ibu-ibu dengan pedenya berganti bikini di tengah kapal. Tidak hanya sekali saja, tapi beberapa kali gonta-ganti baju renang. Sepertinya dia mau memamerkan tubuhnya ke orang-orang, mungkin tidak sadar kalau badannya tidak menarik malah bikin eneg. Selain ibu centil itu juga ada seorang pemuda yang kakinya dibalut dan jalan terpincang-pincang. Saya dan Titine tidak habis pikir, mungkin orang-orang Spanyol sangat mencintai laut sampai-sampai kaki pincang pun masih mau snorkeling-an. 

Tuesday, 29 May 2012

Mencicip kehidupan Bedouin di Wadi Rum


 Hamparan padang pasir Wadi Rum

Wadi Rum. Saya sungguh penasaran dengan tempat yang satu ini. Wadi Rum ini seringkali diasosiasikan dengan figur T.E. Lawrence, seorang tentara Inggris yang ditugaskan di Mesir untuk mengatasi Revolusi Arab melawan tentara Ottoman dari Turki. Padang pasir Wadi Rum ini menjadi terkenal sekali setelah menjadi setting film Lawrence of Arabia (1962), yang memfokuskan tentang pengalaman Lawrence ketika melakukan penyerangan ke Aqaba dan Damascus.

Saturday, 26 May 2012

Petualangan ala Indiana Jones di Petra

Hari ini saatnya saya dan Inji beraksi dalam petualangan ke dunia Indiana Jones. Ingat soal film Indiana Jones di tahun 1989? Film yang dibintangi Harrison Ford tersebut berhasil menaruh tempat yang akan kita kunjungi hari ini ke dalam peta dunia. 

Tidak salah lagi!!!  Hari ini kita akan mengunjungi Petra yang terkenal. Dalam bahasa Yunani kuno dan Arab, Petra berarti batu. Persis seperti artinya, Petra adalah sebuah kota peninggalan bangsa Nabatean yang membentuk kotanya dari hasil pengukiran bukit-bukit batunya. Karena bentuknya yang impresif dan kaya akan sejarah, Petra merupakan destinasi utama turis di Jordan. 

Peta Petra- properti dari Atlas Tours

Sebelum kita sampai di sini, kita sudah banyak mendengar cerita tentang Petra dan betapa mengagumkan karya arsitekturnya. Sebelumnya, kita juga sudah mendapat sedikit cuplikan dari tur malam kita di Petra. Meski demikian, tentu saja kita masih memiliki harapan tinggi akan keindahan tempat ini di bawah sinar matahari.

Menikmati Keheningan Mukawir, Karak dan Little Petra

Wahhh hari ini saya harus bangun pagi sekali. Hal ini dikarenakan kita harus melakukan perjalanan menuju kota Petra, sekitar 3-4 jam (pakai mobil) di Selatan Amman. Ditambah lagi, tempat yang harus kita kunjungi lumayan banyak.

Tujuan pertama kita adalah Mukawir. Sepanjang perjalanan kita melihat pemandangan yang menarik. Ada yang gersang dan tandus, tapi ada juga yang ditumbuhi padang rumput hijau dengan bunga-bunga liarnya. Bukit demi bukit kita lewati. Benar benar rasanya seperti lautan bukit sepanjang jalan. Jalannya pun tidak lurus saja, kadang ke kanan dan kadang ke kiri. Kalau kita ingat lagu “Naik-naik ke Puncak Gunung”, yaaa seperti itulah rasanya kira-kira (tapi pohon cemaranya diganti dengan pohon zaitun).


Kita adalah pengunjung pertama hari itu. Gerbangnya masih dikunci! Wah, saya sangat bangga. Saya dan Inji berteriak saking senangnya karena kita tidak melihat satu orang pun di sana. Langsung saja kita berjalan melalui jalan setapak. Dari kejauhan terdengah suara “ning nong ning nong...” Lalu kita melongok ke bawah. Di kaki bukit, ada segerombolan domba dan gembalanya. 

Thursday, 24 May 2012

Berkunjung ke Makam Nabi Musa

Pagi itu, Saya dan Inji berangkat untuk mengunjungi satu kota kecil di barat daya dari Amman. Nama kota itu adalah Madaba. Madaba yang kecil dan cantik mengingatkan saya pada kota-kota abad pertengahan di Eropa. Jalannya di lapisi dengan batu cobble yang besar. Toko-toko kecil berjejer rapi di kanan-kiri. Ada kalanya barang-barang dagangan tidak hanya ada di dalam toko, tetapi juga dipamerkan di pinggir-pinggir jalan.

 Toko-toko dengan warna-warna meriah

Madaba mempunyai karakter unik sebagai ibukota mosaic di Jordan. Byzantium dan Ummayad mosaic panggilannya. Madaba mendapat banyak pengaruh dari era keKristenan yang dibawa oleh Byzantium dan era Islam yang dibawa pemerintahan Ummayad. Hal ini membuat Madaba sebagai kota yang sangat menarik yang berhiaskan mosaic warna-warni paduan dari budaya Kristen dan Islam.

Wednesday, 23 May 2012

Menikmati Keindahan Reruntuhan Ajlun dan Jerash

Tidak terlintas di pikiran saya bahwa Jordan yang letaknya di Timur Tengah ternyata cukup hijau dan subur tanahnya. Setidaknya itulah yang saya saksikan sewaktu mobil melintasi jalan tol dari ibukota Amman menuju Ajlun dan Jerash, dua kota di kegubernuran bagian Utara Jordan mendekati perbatasan Syria. Konon kabarnya di daerah Jerash sendiri terdapat sekitar 2 juta pohon zaitun, tidak mengherankan jika minyak zaitun andalan Jordan pun berasal dari tempat ini.

Pohon zaitun menghiasi kota-kota di Utara Jordan

Perjalanan menuju Ajlun ditempuh dalam waktu satu setengah jam, untung saja mobil sedan yang kita tumpangi cukup nyaman. Paling tidak saya bisa melepas lelah sedikit, walaupun badan masih terasa agak pegal-pegal karena terlalu lama duduk di dalam pesawat. Saya tidak seberuntung Titine yang dilempar ke kelas bisnis, tidak jelas juga mengapa dipindahkan dari ekonomi ke bisnis, teman sebangku saya malahan seorang bapak-bapak dari Jordan yang bekerja di Dubai. Bapak ini lumayan ramah dan antusias sekali mengenalkan saya dengan negaranya, sayang sekali saya tidak bisa terlalu konsen mendengarkan karena bapak ini punya bau badan yang tidak sedap (sampai-sampai saya kira sepatu saya menginjak tahi!). 

Tuesday, 22 May 2012

Jordan it is !!!

Rencana berlibur ke Jordan ini mulai muncul secara tidak disengaja, kala itu saya sedang suntuk di kantor dan iseng-iseng melihat kalender jadwal liburan yang baru dikeluarkan pemerintah Cina. Sedikit berbeda dengan peraturan di Indonesia, negara Cina tidak memiliki peraturan liburan yang tetap setiap tahunnya. Biasanya setiap awal Desember pemerintah Cina mengeluarkan pengumuman jadwal liburan untuk tahun selanjutnya. Lucu juga menurut saya sistemnya, sebagai contohnya jika hari libur jatuh pada hari Rabu, pemerintah akan meliburkan hari Senin hingga Rabu atau Rabu hingga Jumat, tetapi mengharuskan karyawan masuk di hari Sabtu dan Minggu. Kebetulan saja jadwal liburan Qingming (atau bagi masyarakan etnis Tionghoa di Indonesia lebih dikenal dengan kata “Cengbeng” – masa di mana kita mengunjungi dan membersihkan kuburan para leluhur kita) berpapasan dengan liburan Paskah di Indonesia. Tanpa pikir panjang lagi saya langsung memanggil sahabat baik saya Titine dan tanpa ragu-ragu saya tanya, “Mau nggak berpetualang lagi?” Saya belum mengajukan tempat tujuan ataupun rencana pastinya, namun Titine sudah langsung menjawab, hanya satu kata “Yokkk!”


Sunday, 20 May 2012

Inji dan Titine

Inji dan Titine adalah dua sahabat yang bertemu di Shanghai. Inji dilahirkan di Yogyakarta dan dibesarkan di Jakarta, kemudian pindah ke Beijing dan California. Sekarang Inji berdomisili di Shanghai. Sedangkan Titine menikmati masa kecilnya di Jakarta, lalu melalang ke Kuala Lumpur, London, Shanghai dan akhirnya kembali ke tanah air. 

Keduanya memiliki dua karakter yang sangat berbeda. Inji menyukai aktivitas menantang dan segala sesuatu yang berbau ‘outdoor’. Berbeda dengan Titine yang banyak takutnya (padahal sebenarnya mau). Meski demikian, mereka akhirnya bisa menemukan persamaan dan menjadi sahabat.

Petualangan! Itulah yang mereka cari. Petualangan bisa didapatkan dari mana saja. Baik itu di tengah desa, di kota besar, di pegunungan ataupun di bawah laut. 

Dengan blog ini, Inji dan Titine mau berbagi pengalaman dalam mencari petualangan. Petualangan tidak harus rumit dan mahal. Yang penting punya kemauan untuk melihat dan merasakan sesuatu yang baru.