Rencana berlibur ke Jordan ini mulai muncul secara tidak disengaja,
kala itu saya sedang suntuk di kantor dan iseng-iseng melihat kalender
jadwal liburan yang baru dikeluarkan pemerintah Cina. Sedikit berbeda
dengan peraturan di Indonesia, negara Cina tidak memiliki peraturan
liburan yang tetap setiap tahunnya. Biasanya setiap awal Desember
pemerintah Cina mengeluarkan pengumuman jadwal liburan untuk tahun
selanjutnya. Lucu juga menurut saya sistemnya, sebagai contohnya jika hari
libur jatuh pada hari Rabu, pemerintah akan meliburkan hari Senin hingga
Rabu atau Rabu hingga Jumat, tetapi mengharuskan karyawan masuk di hari
Sabtu dan Minggu. Kebetulan saja jadwal liburan Qingming (atau bagi
masyarakan etnis Tionghoa di Indonesia lebih dikenal dengan kata
“Cengbeng” – masa di mana kita mengunjungi dan membersihkan kuburan para
leluhur kita) berpapasan dengan liburan Paskah di Indonesia. Tanpa
pikir panjang lagi saya langsung memanggil sahabat baik saya Titine dan
tanpa ragu-ragu saya tanya, “Mau nggak berpetualang lagi?” Saya belum
mengajukan tempat tujuan ataupun rencana pastinya, namun Titine sudah
langsung menjawab, hanya satu kata “Yokkk!”
Memilih tempat tujuan berlibur bukan hal yang mudah. Tiga hal pertama yang selalu saya perhitungkan adalah waktu yang tersedia, ongkos yang diperlukan dan cuaca di negara tujuan. Saya mulai mencari-cari ide, mulai dari negara-negara Asia Tenggara, Asia Tengah, pulau-pulau di Pasifik, Eropa Timur, Afrika, Timur Tengah. Ya, itu dia! Timur Tengah, mengapa tidak? Saya belum pernah menginjakkan kaki di Timur Tengah, kecuali di Doha airport untuk transit beberapa jam saja. Jordan menjadi pilihan utama saya, karena kabarnya Jordan relatif aman, moderat dan kaya dengan sejarahnya.
Setelah menyusun garis besar tempat-tempat yang ingin kita kunjungi
di Jordan, kita lantas menghubungi agen wisata di Amman yang bernama
Jordan Select. Tidak sembarang kita memilih mereka, proses seleksi kita
cukup lama dan ketat. Banyak sekali blog-blog dan situs-situs yang kita
baca sebagai masukan.
Sebenarnya ada satu agen lain yang menawarkan
aktifitas outdoor yang sangat menarik seperti canyoning, namun sayangnya
si agen ini lelet sekali dalam membalas email dan setiap kali membalas
mereka selalu salah menyebut nama saya.
Inilah rincian akhir jadwal perjalanan kita:
Hari 1 – Ajlun dan Jerash
Hari 2 – Madaba, Gunung Nebo dan Laut Mati
Hari 3 – Mukawir, Karak, Little Petra
Hari 4 – Petra
Hari 5 – Wadi Rum
Hari 6 – Aqaba
Hari 7 – Amman
Hari 8 – Amman
Total biaya yang kita habiskan untuk agenda di atas sekitar $1000
(seribu dolar Amerika), ini mencakup biaya hotel bintang 3, biaya
transpor dengan mobil sedan pribadi dan supir, tiket masuk di semua
tempat wisata, dan biaya sewa jeep pribadi di Wadi Rum lengkap dengan
Bedouin guidenya. Makanan tidak termasuk di dalam paket ini, tetapi
jangan kawatir, makanan di Jordan tidaklah terlalu mahal. Harga
sebungkus shawarma atau falafel hanya sekitar 3JD (1 Jordan Dinar = $1.4
dolar Amerika) dan harga makanan di restoran yang cukup elit pun hanya
sekitar 15JD per orang.
Berikut kita cantumkan ringkasan biaya yang kiranya bisa dijadikan
referensi bagi yang ingin berpetualang ke Jordan secara independen.
Tiket pesawat dari Jakarta —– $1100-1200
Visa on arrival —– 20 JD (petugas imigrasi hanya menerima Jordan Dinar)
Hotel di Jordan (bintang 3) —– 40-60 JD/malam
*Hotel di Laut Mati —– 100-150JD/malam
Sewa mobil + supir —– 50-100 JD/hari
Makan —– 10-25 JD/hari
Jeep tur di Wadi Rum —– 40-60 JD/orang (tergantung jenis tur-nya)
Tiket masuk tempat wisata —– 1-5 JD/orang
*Tiket masuk Petra —– 50-60 JD/orang (tergantung lamanya masa tiket)
Petra night tour —– 12 JD/orang
waaah keren saya pas ke jordan belum ke sini nih, saya pakai travel agen, jadi ga keambil nih paket yang ini jadi mau kesana lagi, agennya fiesta indonesia coba deh nyaman dan aman www.facebook.com/fiestaindonesia/
ReplyDelete