Thursday 2 August 2012

Kisah Perjuangan di Cu Chi Tunnel dan Ho Chi Minh City


Seakan-akan masih bisa terdengar suara letupan-letupan peluru. Sambil sesekali prajurit Viet Cong berteriak dan bergerak lincah di antara pepohonan. Terlihat sebentar, lalu menghilang lagi di balik semak-semak. Suara daun-daunan yang bergemerisik karena angin sepoi-sepoi membuat suasana mencekam. Hening tetapi menakutkan.

Mungkin begitulah keadaan perang gerilya jaman perjuangan pasukan Viet Cong. Saat ini saya hanya bisa membayangkan suasana perang yang seperti permainan petak umpet itu di Cu Chi Tunnel. Di tempat inilah kita bisa menyaksikan betapa seramnya perang. Sebelumnya, saya sudah mendapat sedikit bocoran dari Maison Centrale (atau yang lebih dikenal sebagai Hanoi Hilton) di Hanoi. Kalau di Hanoi, kita diperlihatkan penjara tempat ditahannya para tentara. Di Cu Chi Tunnel, kita bisa menyaksikan medan perang itu sendiri.

 Foto-foto dokumentasi perang Vietnam yang bisa dilihat di War Museum

Ditumbuhi pohon-pohon di mana-mana, sekilas Cu Chi Tunnel terlihat seperti hutan biasa. Tetapi jangan salah, ternyata ada banyak perangkap di sana. Salah jalan.. kita bisa masuk ke dalam perangkap yang dilengkapi duri-duri panjang. Pada jaman itu, prajurit Viet Cong melumuri duri-duri tersebut dengan racun sehingga bisa membunuh lawan. Saya sendiri sempat mencoba masuk ke tempat persembunyian mereka yang hanya berupa lubang dengan ukuran yang sangat kecil dan atasnya dibuat samar dengan tumpukan daun. Kamuflase yang luar biasa!

Tempat persembunyian tentara Viet Cong

Kenapa diberi nama Cu Chi Tunnel? Hal ini dikarenakan sistem lorong bawah tanah yang bisa nyambung ke mana-mana. Sistem lorong rahasia ini adalah kunci kemenangan prajurit Viet Cong. Lorong-lorong ini berfungsi untuk tempat tinggal, tempat persembunyian, tempat menyimpan senjata dan juga tempat melakukan serangan-serangan mendadak. Saya ikutan mencoba masuk ke dalam lorong yang gelap dan sempit (meskipun sebenarnya sudah diperlebar untuk tujuan pariwisata). Wah... susahnya bukan main untuk jalan. Kita harus merangkak kalau tidak mau sakit punggung. 

Pintu masuk lorong-lorong bawah tanah di Cu Chi Tunnel

Ceritanya, di dalam lorong ini dulu banyak semut, kalajengking, nyamuk dan lain-lain. Penyebab terbesar kematian di sini selain akibat perang adalah karena malaria. Terkadang prajurit Viet Cong harus berdiam diri di dalam lorong ini berhari-hari sambil menunggu suasana kembali aman. Banyak dari mereka yang menderita kelaparan juga. Ya begitulah yang terjadi selama perang. Segala yang tidak enak bisa terjadi. Tetapi mereka perlu perang ini untuk mendapatkan harapan dan memperjuangkan tanah Vietnam. 

Kita bisa juga mencoba senapan mesin dan melihat proses pembuatan sepatu boots

Sempat juga saya singgah ke ruangan tempat perdana menteri memikirkan strategi perang. Ruangannya sedikit lebih bersih dan besar dibandingkan ruangan lainnya. Tersedia juga poci dan gelas-gelas kecilnya di atas meja kecil untuk aksi minum layaknya perdana menteri di jaman perang. 

Lorong bawah tanah dan menikmati teh ala perdana menteri di jaman perang

Perang Vietnam sendiri bisa dilihat dari 2 sisi. Bagi sisi utara (komunis Vietnam) ini merupakan awal dari kebebasan Vietnam. Sedangkan dari sisi selatan (Republic Vietnam dna Amerika), ini adalah kejatuhan Saigon. Tampaknya tentara utara bisa membuktikan perjuangan mereka bisa membuahkan hasil yang luar biasa. Karenanya tidak jauh dari Cu Chi Tunnel, ada kota terbesar di Vietnam- Ho Chi Minh City atau yang lebih terkenal dengan sebutan Saigon dengan segala hiruk-pikuknya. 

Poster-poster propaganda perjuangan dan kemerdekaan

Saigon sedikit berbeda dengan Hanoi yang ramai dengan turis dan gang-gang kecilnya. Saigon jauh lebih modern, terlihat dari jalanannya yang besar dan megah. Dihiasi dengan pohon-pohon besar juga. Kalau kita bandingkan dengan daerah sekitar Monas, bisa dibilang ada miripnya. Banyak gedung-gedung pemerintahan yang sekarang dibuka untuk publik sebagai museum. Salah satunya adalah Reunification Palace (Dinh Thong Nhat) atau dalam bahasa Indonesia Istana Merdeka. Saya tertarik dengan arsitektur yang bergaya sedikit Beaux Art. Terutama di bagian kulit pembungkus bangunan tersebut.

Reunification Palace atau istana merdeka dengan arsitekturnya yang menarik

Reunification Palace dibangun di ujung boulevar utama dan menjadi titik paling penting di sana. Dikelilingi oleh hamparan rumput yang hijau, istana tempat pemimpin Vietnam Selatan ini berdiri dengan gagahnya. Seperti layaknya bangunan di era modernis, istana ini bentuknya sangat sederhana. Hanya kotak-kotak persegi panjang saja.

Dari Reunification Palace, kita bisa berjalan menyusi boulevar. Atau kalau capai, kita bisa naik becak atau ojek. Di dekat sana ada beberapa bangunan yang cukup menarik untuk dikunjungi. Notre Dame Catedral salah satunya. Bangunan bergaya arsitektur Perancis ini cukup membuat mata terpana. Mungkin juga karena warnanya yang merah. Di seberangnya persis, ada bangunan yang terlihat seperti kantor imigrasi. Arsitektur kolonial dicampur dengan art deco terlihat dengan jelas. Kalau suka dengan peninggalan perang, War Museum bisa menjadi pilihan yang tepat, Terutama untuk melihat tank-tank besar dan pesawat tempur. Di dalam museum ini, banyak dipajang foto-foto dari perang Vietnam. Sangat menyayat hati dan kalau tidak kuat, bisa stress keluar-keluar dari sini.

Pemandangan gedung tua dengan sentuhan budaya barat

Gedung imigrasi dengan style art deco-nya yang mirip dengan yang kita bisa temukan di kota tua Jakarta

Mungkin seperti ciri khas kota besar pada umumnya, tempat wisata yang populer di Saigon adalah museum-museumnya. Terlalu banyak dan beberapa menawarkan informasi yang berlebihan yang susah dicerna dalam waktu singkat. Daripada terus-terusan keluar-masuk museum, saya pilih untuk menelurusi pasar Ben Thanh. Pasar Ben Thanh menjual segala macam barang, mulai dari buah-buahan, makanan, ikan, souvenier, baju, mainan anak dan lain-lain. Ben Thanh terkenal dengan copetnya, jadi kita harus senantiasa waspada. Dan jangan lupa untuk menawar kalau belanja di sini. 

Hiruk-pikuk pasar Ben Thanh. Semua bisa kita temukan di sini

Di luar Ben Thanh, banyak restoran kecil. Karena capai seteah berjalan seharian, saya stop sebentar untuk minum kelapa muda. Cukup enak... dan santai rasanya. Menikmati air kelapa muda sambil melihat sepeda motor yang lalu-lalang ternyata cukup menarik juga. Sesekali saya melihat sepeda motor yang bisa memuat orang sebanyak mobil. 1 motor muat 5 orang. Bayangkan!!! Efektif sekali kan.

1 Motor untuk sekeluarga

Baca petualangan sebelumnya di Sungai Mekong

1 comment: