|
Anak-anak kecil di Arusha selalu tersenyum ramah |
Arusha adalah sebuah
kota di bagian utara Tanzania, dekat dengan perbatasan Kenya. Kota Arusha sering dipakai sebagai basis bagi wisatawan-wisatawan yang
ingin bersafari di Serengeti ataupun yang ingin mendaki gunung
Kilimanjaro. Dahulu kala kota ini merupakan koloni Jerman, kemudian
berganti menjadi koloni Inggris. Penduduk lokal di sana lumayan fasih
berbahasa Inggris, terutama murid-murid sekolahnya. Saya rasa ini ada
kaitannya dengan kebijakan yang diterapkan oleh Julius Nyerere,
presiden Tanzania di tahun 60-an. Pada saat itu Nyerere mengeluarkan
konsep Ujamaa
atau kekeluargaan, di mana salah satu butirnya mengharuskan semua
warga Tanzania untuk mengenyam pendidikan gratis yang diberikan
pemerintah. Kabarnya konsep Ujamaa ini berhasil menurunkan persentase
buta huruf di Tanzania secara drastis.
|
Cafe-cafe menghiasi jalan utama di Arusha |
|
Kelambu penyelamat |
Tempat tinggal kita
di Arusha bernama L'Oasis lodge, saya rasa sesuai dengan namanya tempat ini serasa Oasis di tengah-tengah desa. Lokasinya
mblesuk-mblesuk
ke dalam perkampungan miskin di Arusha, Bentuk kamar-kamar
penginapannya menyerupai gubuk, dalamnya pun sangat sederhana. Hanya
terdapat satu atau dua buah ranjang berkelambu, meja kursi kecil dari
bambu, dan sebuah kamar mandi dengan jendela alami (bolongan kecil
menghadap luar). Awalnya saya agak-agak takut ke kamar mandi karena
beraneka ragam sekali serangganya, mulai dari yang besar sampai
nyamuk kecil. Memang dasar saya anak kota, melihat serangga kecil
saja sudah panik apalagi yang sebesar jempol. Saya berusaha sebisa
mungkin untuk tidak ke kamar mandi pada malam hari, karena lampu yang
saya nyalakan akan mengundang serangga-serangga berdatangan. Tapi
apalah daya kalau orang sudah kebelet kondisi apapun rasanya oke-oke
saja. Memang sepertinya saya harus dipaksa keluar dari comfort
zone baru bisa sadar kalau toleransi
saya terhadap hal-hal demikian ternyata cukup tinggi.
|
Jalan masuk ke L'Oasis yang bikin saya lumayan shock, kok kumuh banget! |
|
Shopping centrenya aja seperti itu, gimana penginapannya ya?! |
|
Inilah L'Oasis, nggak taunya bagus banget!! |
|
Gubuk saya yang imut ini sering byar pet listriknya |
Daerah sekitar
L'Oasis terbilang sedikit kumuh, bisa dikategorikan semacam pedesaan
yang agak terbelakang. Jalanannya luar biasa berdebu dan
bergronjal-gronjal
tidak beraspal. Anak-anak muda di sana sepertinya malas bekerja,
banyak sekali yang santai ngobrol-ngobrol di jalanan padahal siang
itu masih jam kerja.
|
Jalan-jalan di sekitar kampung ternyata seru juga |
|
Kedua bocah ini lari-lari dari jauh lalu memeluk saya =) |
|
Salon di sini tidak ada yang menggunakan foto model |
|
Jalan desa tempat kita bertemu Robert |
Ada seorang pemuda yang memperkenalkan diri
sebagai Robert, dia mengikuti kita sepanjang jalan sambil
bertanya-tanya dalam bahasa Inggris. Yang saya ingat dari Robert
hanyalah giginya yang kropos coklat-coklat. Menurut saya usia Robert
mungkin tidak lebih dari 20, tapi dia mengaku sudah berumur 40 dan
memiliki 3 anak, lalu bercerita betapa susahnya dia mengurus
anak-anaknya yang masih kecil. Benar-benar pembual ini orang. Tidak
hanya berhenti di situ bualannya. Di tengah jalan dia tiba-tiba
menunjuk ke arah sebuah rumah. "You
see, that is my house and that boy is my son".
Awalnya saya percaya-percaya saja, tapi Robert masih belum puas
dengan bualannya. Ada seorang bapak-bapak setengah baya yang berjalan
disamping Viet. Robert lalu menambahkan, "You
see this man? Yeah, he is my father".
Bapak-bapak itu lalu menoleh ke arah kita sambil kebingungan, mungkin
dia juga heran dipanggil ayah oleh orang yang tidak dikenal.
Bapak-bapak itu hanya berkata "Welcome
to Tanzania. Be careful with whom you friend with and be careful of
your possesions". Tukang ngibul
memang si Robert ini, mungkin dia hanya ingin latihan bahasa Inggris.
Yah paling tidak saya merasa terhibur oleh omong kosongnya selama
berjalan kaki mengitari desa itu.
|
Achmed dan istrinya Zainab |
|
Sekembalinya dari
jalan-jalan sore seputar desa, kita disambut oleh Achmed, pemilik Basecamp Tanzania.
Saya hanya pernah berkorepondensi dengan Achmed lewat e-mail,
tidak menyangka ternyata dia ini bule dari Inggris yang sudah tinggal
menetap lama di Tanzania. Achmed memiliki kumis panjang yang
melintir-lintir dan dia dengan bangganya mengaku mirip Dr. Watson di
cerita Sherlock Holmes. Penampilan Achmed boleh sangar, dengan kumis
pak raden dan pipa rokok menggantung di bibirnya, tapi ternyata dia
ini tukang cerita dengan sense of humor yang tinggi. Pernah dia antusias
bercerita mengenai gajah di Afrika. Menurut Achmed, gajah adalah
binatang matriarch,
dalam arti betina lah yang jadi pemimpin grupnya. Gajah betina
bertugas menjaga keseimbangan dan keharmonisan di dalam grup, jadi
jika ada gajah jantan yang mulai bertingkah, gajah betina akan
mengusir si jantan ini dari kelompoknya. Gajah jantan yang sudah
mulai menua biasa mulai keropos gadingnya, karena inilah mereka
menjadi lebih pemarah dan cenderung menjadi pengacau. Nasib gajah
jantan tua mungkin memang ditakdirkan sendirian, setelah diusir dari
grupnya mereka biasa berjalan jauh hingga menemukan tempat yang
banyak sumber airnya dan memilih untuk mati di situ.
|
Black mamba (source: wikipedia) |
Di lain waktu Achmed
juga bercerita tentang seorang wanita Australia yang bersafari di
Zambia. Ketika sedang mandi di kamar mandi umum dia tidak sadar bahwa
di pojokan kamar mandi terdapat ular black
mamba meliuk-liuk sepanjang 3 meter.
Saya tidak kebayang gimana rasanya waktu dia mengetahui ada ular,
kalau saya yang mengalami mungkin saya sudah lari terbirit-birit
keluar tanpa pakai baju.
Mendengar cerita Achmed
mengenai binatang-binatang liar di Afrika membuat saya merinding.
Manalagi besok kita sudah harus berangkat untuk ber-safari, dan
karena saya cewek sendiri saya diberi single tent, tenda untuk
satu orang. Bagaimana ya rasanya tidur di tenda sendirian di tengah
malam dengan binatang-binatang liar di sekeliling? Bagaimana juga
jika saya mau keluar pada malam hari untuk ke toilet? Duh, seramnya!
Baca artikel sebelumnya Karibu! Welcome to Africa
Interesting :D
ReplyDeleteHahaha, jd pengen tau bagaimana petualangan selanjutnya bermalam di safari. (take care, Inji!)
To Inji+titine, I love reading your blog, lots of interesting facts and adventures. Keep it coming ya ^-^, your faithful reader :D )