Wednesday, 25 July 2012

Siapa sih pendekar Maasai itu?


Inilah para Maasai warriors
Kata pendekar membuat kita membayangkan sosok yang kekar, tangguh dan perkasa. Paling tidak itulah yang ada di benak saya sebelum berkunjung ke kampung suku Maasai. Siapa yang menyangka jika pendekar-pendekar Maasai ini ternyata kurus-kurus, memakai sarung seperti mau ronda, bersenjatakan tongkat kayu dan bekerja sebagai penggembala sapi? Wah, rusak deh image saya tentang pendekar perkasa!

Saturday, 21 July 2012

Berburu Binatang di Serengeti dan Ngorongoro


Inilah beberapa hasil buruan saya, silahkan tebak nama-nama hewan di atas

Thursday, 19 July 2012

Lautan Cokelat di Delta Mekong

Pernah mendengar atau melihat lautan cokelat? Itulah kesan saya terhadap sungai terpanjang di Asia Tenggara ini. Sungai Mekong mengalir dari plato Tibet ke propinsi Yunnan di China, melalui Burma (Myanmar), Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Sebelum berlepas menuju Laut Cina Selatan, sungai Mekong ini harus mengalir melalui delta yang rumit di Vietnam. Saya mengunjungi Delta Mekong dari Ho Chi Minh (atau lebih terkenal dengan nama Saigon). Saya berdua dengan mama merasa penasaran dengan kegiatan dan gaya hidup warga Delta Mekong.

 Perahu yang membawa kita dari pelabuhan di tepi Delta Mekong menuju ke pulau-pulau di atas sungai

Monday, 16 July 2012

Mendayung Sampan Melintasi Sungai di Ninh Binh

 Hamparan bukit dengan sungai melintas di antaranya di Tam Coc- Ninh Binh

Halong Bay di atas daratan, demikianlah image untuk Propinsi Ninh Binh. Kota yang teletak sekitar 3 jam dari Hanoi ini dilintasi sungai yang cukup besar dengan struktur pemandangan yang berbukit-bukit. Di kanan kiri kita bisa melihat pemandangan yang hijau. Bukit-bukit batu yang berjejer di sana hampir semuanya dibungkus oleh tanaman dan pohon-pohon yang hijau. Dari kejauhan mulai terlihat sungai yang tenang dengan daun teratai dan bunga lili air yang tumbuh di antaranya.

Thursday, 12 July 2012

Cerita dari Arusha

Anak-anak kecil di Arusha selalu tersenyum ramah

Arusha adalah sebuah kota di bagian utara Tanzania, dekat dengan perbatasan Kenya. Kota Arusha sering dipakai sebagai basis bagi wisatawan-wisatawan yang ingin bersafari di Serengeti ataupun yang ingin mendaki gunung Kilimanjaro. Dahulu kala kota ini merupakan koloni Jerman, kemudian berganti menjadi koloni Inggris. Penduduk lokal di sana lumayan fasih berbahasa Inggris, terutama murid-murid sekolahnya. Saya rasa ini ada kaitannya dengan kebijakan yang diterapkan oleh Julius Nyerere, presiden Tanzania di tahun 60-an. Pada saat itu Nyerere mengeluarkan konsep Ujamaa atau kekeluargaan, di mana salah satu butirnya mengharuskan semua warga Tanzania untuk mengenyam pendidikan gratis yang diberikan pemerintah. Kabarnya konsep Ujamaa ini berhasil menurunkan persentase buta huruf di Tanzania secara drastis. 

Wednesday, 11 July 2012

Bermalam di Atas Kapal Halong Bay

 Pemandangan pulau-pulau kecil di Halong Bay yang menawan. Suasananya romantis, komplit dengan kabutnya.

Destinasi paling populer di Vietnam... apalagi kalau bukan Halong Bay (Teluk Naga). Halong Bay ini terkenal dengan bukit-bukitnya yang bermunculan di permukaan air. Untuk pergi ke Halong Bay, cara termudah adalah dengan mencari paket tour dari hotel. Semua hotel pasti menawarkan paket tour. Alternatif lain adalah dengan mencari online ataupun dari agen-agen travel di kota tua. 

Monday, 9 July 2012

Menelusuri Gang-gang Kecil di Kota Tua Hanoi

 Pemandangan persimpangan di Hanoi yang terkenal. Lihat!!! betapa semrawutnya arus sepeda motor di sana

Bingung-bingung mencari alternatif liburan yang singkat dan cukup efektif? Tiba-tiba saja Vietnam terlintas di benak saya. Memang sudah cukup lama saya ingin melihat-lihat Vietnam. Saya dengar dari banyak orang, katanya Vietnam bagus. Bagus dalam hal apa, saya juga tidak begitu jelas. Yang pasti, hampir semua orang pernah mendengar Halong Bay. Saya pun mulai mencari tahu tentang Vietnam. Ternyata banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi. Mulai dari pegunungannya, sawah-sawah teraseringnya, kota tua nya, maupun pengalaman untuk menaiki kereta api dari Utara ke Selatan.

Karibu! Welcome to Africa

Siang itu tanggal 14 Januari 2012, saya dan Björn akhirnya tiba di Nairobi setelah menempuh perjalanan selama 17 jam dari Shanghai via Doha. Begitu tiba di Jomo Kenyatta airport kita berdua langsung mengantri untuk meminta visa on arrival. Prosesnya sangat cepat dan tidak berbelit-belit. Petugas imigrasinya juga sangat ramah dan senang bercanda, malahan saking banyaknya bercanda dia sampai salah menempelkan stiker visa saya ke tempat lain, lalu dengan santainya berkata "Oh no, this is not good. Now I have to peel it slooowly and we just hope it doesn't rip". Saya hanya bisa terbengong-bengong dan berharap stiker visa saya tidak sobek! Single-entry visa negara Kenya berlaku untuk 3 bulan, harganya 50 dolar (USD). Walaupun status visanya hanyalah single entry, tapi kita diijinkan keluar masuk Kenya secara bebas dalam 3 bulan jika kita hanya berpergian ke dua negara tetangganya, Uganda dan Tanzania.

 Downtown Nairobi yang lumayan semrawut

Sunday, 8 July 2012

Makan Malam Berujung di Afrika

Pasti tidak ada yang menyangka kalau sebuah makan malam bisa membawa saya sampai ke benua Afrika, bahkan mencapai puncak tertinggi di Afrika. Ide spontan ini muncul saat saya dan dua orang teman lelaki, Björn dan Viet, bersantap malam di sebuah restauran di Shanghai. Kedua teman saya ini selalu sibuk mondar mandir keliling Asia, Eropa dan Amerika untuk urusan kerja, sehingga jarang sekali kita bisa bertemu sekaligus bertiga. Mulanya percakapan hanya sebatas pekerjaan dan berita-berita konyol yang terjadi akhir-akhir ini, lalu dilanjutkan dengan cerita-cerita liburan kita masing-masing. Saya hanya iseng saja sewaktu berkata betapa kerennya jika saya bisa menginjakkan kaki di benua Afrika, melihat binatang-binatang liar di alam bebas, dan menikmati pemandangan salju seperti di buku The Snows of Kilimanjaro. Kedua teman saya itu hanya manggut-manggut saja lalu bilang "Yeah, why not? We can go to Kilimanjaro next, that sounds interesting."

 Kilimanjaro yang hanya pernah saya impikan ternyata bisa menjadi kenyataan

Thursday, 5 July 2012

Mencari Teman di Jordan

Mari kita sekarang sedikit bergosip.  Jalan-jalan rasanya belum lengkap tanpa topik yang satu ini. Selama di Jordan, saya dan Inji banyak menemui orang-orang yang menarik perhatian. Mari kita mulai:

Mohammed, Sopir Kita

Perawakannya tinggi besar seperti beruang. Dia sebenarnya orang yang baik hati, tetapi agak jorok. Mohammed mengajarkan kita beberapa bahasa Arab, seperti :
“yellah” untuk ayo kita jalan
“habibie” untuk my love, atau memanggil teman secara kasual
Dia juga senantiasa setia menemani kita dan rajin menunjukkan tempat-tempat yang menarik. Selain itu, Mohammed juga banyak memberi saran soal makanan tradisional. Akhir kata, dia adalah salah satu orang paling berjasa di trip kita.


 


4 Bersaudara

Bapak-bapak ini sangat lucu karena kekompakannya. Mereka memakai baju dan keffiyah yang sama. Lalu mereka juga mengambil foto berjejer-jejer seperti anggota boyband.

Pilih Kecut atau Manis?

Belum komplit rasanya kalau saya belum menulis tentang serba-serbi makanan di Jordan. Pada umumnya orang-orang di Jordan lebih senang memakan tanpa sendok garpu, alias langsung nyomot pakai tangan. Saking senangnya, makanan yang agak berkuah seperti mansaf (nomor 1) pun juga begitu saja digenggam di kepalan tangan lalu dimakan langsung.

1. Mansaf 

               Mansaf! (Foto dari: Wikipedia)

Ini adalah makanan tradisional khas Jordan. Mansaf dibuat dengan daging kambing yang di masak dengan saos yogurt. Cara memakannya biasa dengan nasi, tapi bisa juga dengan roti. Mansaf selalu dimasak dalam panci besar, penampilannya memang tidak menarik untuk disantap, tapi jangan salah... rasanya ternyata lumayan enak!