Tuesday, 29 May 2012

Mencicip kehidupan Bedouin di Wadi Rum


 Hamparan padang pasir Wadi Rum

Wadi Rum. Saya sungguh penasaran dengan tempat yang satu ini. Wadi Rum ini seringkali diasosiasikan dengan figur T.E. Lawrence, seorang tentara Inggris yang ditugaskan di Mesir untuk mengatasi Revolusi Arab melawan tentara Ottoman dari Turki. Padang pasir Wadi Rum ini menjadi terkenal sekali setelah menjadi setting film Lawrence of Arabia (1962), yang memfokuskan tentang pengalaman Lawrence ketika melakukan penyerangan ke Aqaba dan Damascus.

Saturday, 26 May 2012

Petualangan ala Indiana Jones di Petra

Hari ini saatnya saya dan Inji beraksi dalam petualangan ke dunia Indiana Jones. Ingat soal film Indiana Jones di tahun 1989? Film yang dibintangi Harrison Ford tersebut berhasil menaruh tempat yang akan kita kunjungi hari ini ke dalam peta dunia. 

Tidak salah lagi!!!  Hari ini kita akan mengunjungi Petra yang terkenal. Dalam bahasa Yunani kuno dan Arab, Petra berarti batu. Persis seperti artinya, Petra adalah sebuah kota peninggalan bangsa Nabatean yang membentuk kotanya dari hasil pengukiran bukit-bukit batunya. Karena bentuknya yang impresif dan kaya akan sejarah, Petra merupakan destinasi utama turis di Jordan. 

Peta Petra- properti dari Atlas Tours

Sebelum kita sampai di sini, kita sudah banyak mendengar cerita tentang Petra dan betapa mengagumkan karya arsitekturnya. Sebelumnya, kita juga sudah mendapat sedikit cuplikan dari tur malam kita di Petra. Meski demikian, tentu saja kita masih memiliki harapan tinggi akan keindahan tempat ini di bawah sinar matahari.

Menikmati Keheningan Mukawir, Karak dan Little Petra

Wahhh hari ini saya harus bangun pagi sekali. Hal ini dikarenakan kita harus melakukan perjalanan menuju kota Petra, sekitar 3-4 jam (pakai mobil) di Selatan Amman. Ditambah lagi, tempat yang harus kita kunjungi lumayan banyak.

Tujuan pertama kita adalah Mukawir. Sepanjang perjalanan kita melihat pemandangan yang menarik. Ada yang gersang dan tandus, tapi ada juga yang ditumbuhi padang rumput hijau dengan bunga-bunga liarnya. Bukit demi bukit kita lewati. Benar benar rasanya seperti lautan bukit sepanjang jalan. Jalannya pun tidak lurus saja, kadang ke kanan dan kadang ke kiri. Kalau kita ingat lagu “Naik-naik ke Puncak Gunung”, yaaa seperti itulah rasanya kira-kira (tapi pohon cemaranya diganti dengan pohon zaitun).


Kita adalah pengunjung pertama hari itu. Gerbangnya masih dikunci! Wah, saya sangat bangga. Saya dan Inji berteriak saking senangnya karena kita tidak melihat satu orang pun di sana. Langsung saja kita berjalan melalui jalan setapak. Dari kejauhan terdengah suara “ning nong ning nong...” Lalu kita melongok ke bawah. Di kaki bukit, ada segerombolan domba dan gembalanya. 

Thursday, 24 May 2012

Berkunjung ke Makam Nabi Musa

Pagi itu, Saya dan Inji berangkat untuk mengunjungi satu kota kecil di barat daya dari Amman. Nama kota itu adalah Madaba. Madaba yang kecil dan cantik mengingatkan saya pada kota-kota abad pertengahan di Eropa. Jalannya di lapisi dengan batu cobble yang besar. Toko-toko kecil berjejer rapi di kanan-kiri. Ada kalanya barang-barang dagangan tidak hanya ada di dalam toko, tetapi juga dipamerkan di pinggir-pinggir jalan.

 Toko-toko dengan warna-warna meriah

Madaba mempunyai karakter unik sebagai ibukota mosaic di Jordan. Byzantium dan Ummayad mosaic panggilannya. Madaba mendapat banyak pengaruh dari era keKristenan yang dibawa oleh Byzantium dan era Islam yang dibawa pemerintahan Ummayad. Hal ini membuat Madaba sebagai kota yang sangat menarik yang berhiaskan mosaic warna-warni paduan dari budaya Kristen dan Islam.

Wednesday, 23 May 2012

Menikmati Keindahan Reruntuhan Ajlun dan Jerash

Tidak terlintas di pikiran saya bahwa Jordan yang letaknya di Timur Tengah ternyata cukup hijau dan subur tanahnya. Setidaknya itulah yang saya saksikan sewaktu mobil melintasi jalan tol dari ibukota Amman menuju Ajlun dan Jerash, dua kota di kegubernuran bagian Utara Jordan mendekati perbatasan Syria. Konon kabarnya di daerah Jerash sendiri terdapat sekitar 2 juta pohon zaitun, tidak mengherankan jika minyak zaitun andalan Jordan pun berasal dari tempat ini.

Pohon zaitun menghiasi kota-kota di Utara Jordan

Perjalanan menuju Ajlun ditempuh dalam waktu satu setengah jam, untung saja mobil sedan yang kita tumpangi cukup nyaman. Paling tidak saya bisa melepas lelah sedikit, walaupun badan masih terasa agak pegal-pegal karena terlalu lama duduk di dalam pesawat. Saya tidak seberuntung Titine yang dilempar ke kelas bisnis, tidak jelas juga mengapa dipindahkan dari ekonomi ke bisnis, teman sebangku saya malahan seorang bapak-bapak dari Jordan yang bekerja di Dubai. Bapak ini lumayan ramah dan antusias sekali mengenalkan saya dengan negaranya, sayang sekali saya tidak bisa terlalu konsen mendengarkan karena bapak ini punya bau badan yang tidak sedap (sampai-sampai saya kira sepatu saya menginjak tahi!). 

Tuesday, 22 May 2012

Jordan it is !!!

Rencana berlibur ke Jordan ini mulai muncul secara tidak disengaja, kala itu saya sedang suntuk di kantor dan iseng-iseng melihat kalender jadwal liburan yang baru dikeluarkan pemerintah Cina. Sedikit berbeda dengan peraturan di Indonesia, negara Cina tidak memiliki peraturan liburan yang tetap setiap tahunnya. Biasanya setiap awal Desember pemerintah Cina mengeluarkan pengumuman jadwal liburan untuk tahun selanjutnya. Lucu juga menurut saya sistemnya, sebagai contohnya jika hari libur jatuh pada hari Rabu, pemerintah akan meliburkan hari Senin hingga Rabu atau Rabu hingga Jumat, tetapi mengharuskan karyawan masuk di hari Sabtu dan Minggu. Kebetulan saja jadwal liburan Qingming (atau bagi masyarakan etnis Tionghoa di Indonesia lebih dikenal dengan kata “Cengbeng” – masa di mana kita mengunjungi dan membersihkan kuburan para leluhur kita) berpapasan dengan liburan Paskah di Indonesia. Tanpa pikir panjang lagi saya langsung memanggil sahabat baik saya Titine dan tanpa ragu-ragu saya tanya, “Mau nggak berpetualang lagi?” Saya belum mengajukan tempat tujuan ataupun rencana pastinya, namun Titine sudah langsung menjawab, hanya satu kata “Yokkk!”


Sunday, 20 May 2012

Inji dan Titine

Inji dan Titine adalah dua sahabat yang bertemu di Shanghai. Inji dilahirkan di Yogyakarta dan dibesarkan di Jakarta, kemudian pindah ke Beijing dan California. Sekarang Inji berdomisili di Shanghai. Sedangkan Titine menikmati masa kecilnya di Jakarta, lalu melalang ke Kuala Lumpur, London, Shanghai dan akhirnya kembali ke tanah air. 

Keduanya memiliki dua karakter yang sangat berbeda. Inji menyukai aktivitas menantang dan segala sesuatu yang berbau ‘outdoor’. Berbeda dengan Titine yang banyak takutnya (padahal sebenarnya mau). Meski demikian, mereka akhirnya bisa menemukan persamaan dan menjadi sahabat.

Petualangan! Itulah yang mereka cari. Petualangan bisa didapatkan dari mana saja. Baik itu di tengah desa, di kota besar, di pegunungan ataupun di bawah laut. 

Dengan blog ini, Inji dan Titine mau berbagi pengalaman dalam mencari petualangan. Petualangan tidak harus rumit dan mahal. Yang penting punya kemauan untuk melihat dan merasakan sesuatu yang baru.